Sabtu, 29 Agustus 2009

Quis: Qur'an Kita

Dalam berinteraksi dengan Al qur'an, umat Islam saat ini berada di antara 4 situasi:

Pertama:
Tersebutlah dalam sebuah cerita bahwa sepasang suami isteri dari sebuah desa berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Mereka tahu, bahwa mutu emas di tanah Arab itu sangat tinggi serta harganya pun relatif lebih murah. Untuk itu, mereka pun sepakat untuk membeli kalung dan seperangkat perhiasan lainnya. Sekembali ke kampungnya, mereka menyimpang emas-emas tersebut dalam sebuah laci yang indah dan dikunci rapat-rapat. Mereka melakukannya karena menganggap bahwa emas tersebut adalah sesuatu yang berharga, memiliki nilai besar (value) sehingga perlu dijaga dengan disimpan di tempat yang aman. Akhirnya, emas tersebut tidak pernah dipakai atau dinikmati sebagai perhiasan yang berharga karena kekhawatiran akan menurunkan nilai atau value dari emas yang dimilikinya.


Kedua:
Sepasang suami isteri dari kampung lain melancong ke kota New York, kota metropolitan, kotanya dunia. Setiba di New York, mereka mencari tempat untuk menyewa mobil. Setelah deal selesai, sang penyewa meminta sebuah "map" (peta) kota New York. Mereka sadar, sebagai musafir yang asing (stranger traveler) mereka memerlukan peta agar tidak tersesat dalam perjalanan di kota yang baru bagi mereka. Sayangnya, selama perjalanan peta (map) tersebut hanya dipegang, minimal dilihat tapi tidak difahami secara serius petunjuk-petunjuknya. Akhirnya, mereka berjalan dan berjalan, namun tujuan yang ingin dicapainya tidak pernah dicapainya. Bahkan mereka berjalan ke arah yang sesat, terperangkap dalam sebuah rimba yang penuh binatan buas.


Ketiga:
Seorang pemuda kampung datang ke kota. Setiba di kota, sang pemuda diajak ke pantai oleh seorang temannya yang kebetulan penyelam. Sesampai di pantai tersebut, sang pemuda pertama kali menemukan kotoran-kotoran, sampah-sampah dan hanya pasir-pasir dan batu-batuan. Terbetiklah dalam benak pemuda kampung, betapa bodohnya pemuda kota yang selalu menyelam di lautan yang hanya penuh kotoran dan sampah tersebut. Sang pemuda kampung tidak sadar, betapa dalam lautan tersembunyi mutiara dan berbagai benda berharga lainnya. Sayangnya, sang pemuda hanya mampu melihat pinggiran lautan yang tidak terpelihara secara baik sehingga penuh dengan kotoran dan sampah dan tidak mampu menangkap berbagai rahasia keindahandi dalamnya.


Keempat:
Seorang pensiunan hansip dari sebuah kampung terpencil pergi melancong ke kota London. Selama menjadi hansip, dia selalu taat dengan aturan-aturan yang selama ini dihafalnya, termasuk menghafal lafaz pancasila dan pembukaan UUD 45-nya. Sebagai law obedient person, dia sudah bertekad untuk tidak melakukan lagi hal-hal lain yang di luar hafalannya. Setiba di London, sang hansip diperhadap-kan kepada aturan-aturan baru yang selama ini belum ada di pemikirannya. Maka, ia menolak untuk mentaati kota London karena menurutnya, aturan-aturan tersebut tidak sesuai dengannya yang selama ini difahaminya.
(Tulisan diambil dari ceramah ust. Syamsi Ali [Ketua Islamic Centre New York], semoga Alloh SWT membalas kebaikannya, amiin.)

QuistQur'an Kita